Taujihat Pembukaan Pengaosan Shohih Bukhori
“Kumpulan Faidah saat Pembukaan Ngaji Shohih bukhori pada Murobbi
ruhina Syaikhina Muhammad Najih Maimoen”
kita bisa ngaji hadis itu perlu di syukuri sebab hadis ini beda dengan fiqih, kalau ahli fiqih bisa jadi Mufti, kalau mufti fatwanya bisa di sogok, apalagi jadi Qodhi, tapi kalau ahli hadis siapa yang mau nyogok, berarti hadis itu ilmu akhirat, kalau fiqih aslinya akhirat tapi bisa berpotensi untuk dunia, dan ahli hadis itu harus kesal mencari hadis-hadis, dan mencari rowi-rowi (yang meriwayatkan) siapa, tapi kalau fiqih cuma tinggal menghafalkan keterangan gurunya terus di catat, ini dulu, apa lagi sekarang kalau fiqih tinggal ngaji, tinggal memberi makna,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ
مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا ،
أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
"Seseorang itu akan mendapatkan apa yang ia niatkan, maka
jika niat hijrahnya karena Allah dan rosulnya maka yang ia dapatkan adalah
pahala, tapi jika niat hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia atau untuk
menikahi seorang perempuan maka ia akan memperoleh dunia atau menikahi
perempuan saja tanpa mendapatkan pahala"
Dawuh Abah Najih: ini kalau dia sudah punya incaran, saya mau
mondok Ah, pacarku ada di sana, ini tidak boleh, tapi kalau "aku ta mondok
Ah, biar bisa ngaji sedikit-dikit, dan semoga (berharap) aku dapat santriwati
yang sholehah", ini boleh asal belum ada incarannya,
menerima Al-Qur'an itu berat, sampek-sampek nabi Muhammad
keringatan saat menerima Al-Qur'an, bahkan di katakan di saat nabi menerima
wahyu (Al-Quran) kakinya beliau berada di atas kakinya Zaid bin Stabit,
sehingga zahid bin stabit merasa kesakitan dan tidak kuat menahannya, karena
saking beratnya, Namun meskipun secara fisik nabi kayak-kayak tidak kuat
menerima Al-Qur'an, tapi hatinya nabi dan mentalnya nabi kuat, buktinya ketika
Al-Qur'an di turunkan pada nabi Muhammad, beliau bisa langsung faham dan hafal,
itu saking hebatnya nabi, faham karena Al-Qur'an memakai bahasa arab, dan hafal
karena saking cerdasnya nabi,
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى
قَلْبِكَ بِإِذْنِ الله مُصَدِّقًا لما بين يديه وهدى وَبُشْرَى
لِلْمُؤْمِنِينَ
mahalus syahidnya "Nazzalahu Ala Qolbika" Al-Qur'an
turun langsung masuk ke dalam hatinya nabi, seakan-akan kuping hanya lewatan
saja,
Dawuh abah Najih: bahkan Andaikan Nabi di turunkan 100 ayat-pun,
nabi tetap bisa langsung hafal, beda dengan kita, karena kita tidak akan
mungkin kuat, akhirnya Al-Qur'an di turunkan sedikit demi sedikit, 3 ayat 5
ayat,
Nabi Muhammad Saw itu kalau di lihat dari kemanusiaannya, nabi
sebagai manusia itu shufi buktinya nabi pernah uzlah ke guah hiro untuk
beribadah, Namun tetap yang haris di jadikan barometer, yang harus kita pakek,
dan yang harus kita pegang adalah syari'at, Allah berfirman:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا
"Kemudian aku jadikan untukmu Muhammad syari'at dari semua
urusan agama, maka ikutilah syariat itu"
jadi yang kita harus tiru itu ajaran yang di bawa oleh nabi saw,
bukan meniru kemanusiaannya nabi, apakah nabi pernah menyuruh nyepi? tidak
penah kan, nabi menyuruh i'tikaf di masjid bukan nyepi di guwa apalagi nyepi di
kuburan,
ketika kita melihat ka'bah berarti kita itu mengambil energi yang
sangat kuat sekali, asalkan ingat bahwa ka'bah itu rumah Allah bukan kotak
hitam, makanya nabi di waktu uzlah di guwa hiro ibadahnya itu puasa, meberi
makanan pada orang miskin, dan melihat ka'bah,
Kenapa nabi tidak melihat ka'bah di
depannya langsung saja, tidak usah ke gua hiro? karena pada saat itu di
sekeliling ka'bah banyak patung-patung yang di sembah orang kafir makkah dan
itu akan membuat nabi tidak bisa konsentrasi melihat ka'bah,
فجاءه الملك فيه، فقال: اقرأ ، فقلت ما أنا بقارئ فأخذني فغطني حتى
بلغ مني الجهد ثم أرسلني، فقال: اقرأ ، فقلت ما أنا بقارئ، فأخذني فغطني الثانية
حتى بلغ مني الجهد ، ثم أرسلني، فقال: اقرأ ، فقلت ما أنا بقارئ فأخذني فغطني
الثالثة حتى بلغ مني الجهد ثم أرسلني فقال: «اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ)
di saat nabi uzlah di guwa hiro, nabi di datangi malaikat Jibril
dan berkata iqro' (bacalah), aku tidak bisa membaca (jawab nabi), terus Jibril
mendekap nabi sampek nabi kelelahan, dan ini terulang sampek 3 kali,
Dawuh Abah Najih: hadis ini seakan-akan memberi isyaroh, kalau murid punya hafalan terus di suruh membaca tidak tau, di pukul tidak apa-apa sebagai gantinya dekep tadi, wong jibril gak bawa panjalin kok (haha, guyon abah najih), tapi di pukulnya pelan-pelan saja jangan keras-keras, kalau sampek 3 kali tidak bisa-bisa maka suruh mundur dulu, suruh di lancarkan dulu hafalannya.
Komentar
Posting Komentar