CATATAN NGAJI AHADAN KITAB TAFSIR JALALAIN[S urat Al-Isro' ayat 9-27]
CATATAN NGAJI AHADAN KITAB TAFSIR JALALAIN
:: KH. M. NAJICH MAIMOEN ZUBAIR ::
[Surat Al-Isro' ayat 9-27]
•Beragama adalah untuk mengenal Allah dan ngabekti (beribadah) kepada Allah SWT.
•Menyembah Allah (beribadah) adalah dg mengikuti Rosul-Nya.
•Kalau kita ummat Nabi Muhammad ya harus mengikuti cara beribadah Nabi Muhammad Saw.
•Agama Islam : Iman dan Amal Sholeh. Beriman kepada Allah dan beramal sholeh (ibadah).
•Watak manusia ketika emosi itu gampang mashodno (mendoakan kejelekan). Harus dijauhi watak jelek ini.
•Ojo gampang mashodno..!! Baik mashodno diri sendiri atau orang lain. Contohnya ketika kurang beruntung kemudian mengucapkan: Duh! Sial sekali nasibku. Ya bakal jadi sial beneran.
•Kalau pas istrinya gak nurut, anaknya rewel, nakal ; ya sabar saja. Berdoalah yg baik². Ojo kebawa emosi, terus mashodno.
•Bagi orang yg beriman, pergantian siang (matahari) dan malam (rembulan) adalah ayat, bukti kekuasaan Allah Swt.
•Nasib setiap orang, beruntung atau celaka itu sudah tercatat di leher masing². Biasanya orang yg waskito (ma'rifat) bisa melihatnya. Apakah orang yg dijumpainya itu beruntung atau celaka.
وقال مجاهد: ما من مولود يولد الا وفي عنقه ورقة مكتوب فيها شقي او سعيد
Imam Mujahid, seorang tabi'in, berkata: setiap bayi yg dilahirkan terdapat catatan di lehernya, apakah ia kelak beruntung atau celaka.
•Setelah wafatnya Nabi, Sahabat, dan tabi'in kita harus mengikuti para ulama'. Harus mengikuti guru-guru kita.
•Menjadi ulama' itu gak boleh terlalu keras, terlalu mengekang. Juga tidak boleh terlalu bebas, nanti malah jadi liberal.
•Jadi ulama' itu harus tengah-tengah (tidak terlalu keras, juga tidak terlalu bebas).
•Mbah Maimoen itu termasuk ulama' yg tengah-tengah.
•Mbah Maimoen itu ya masuk dalam kepengurusan NU, tapi juga tidak aktif-aktif banget.
•Putra Mbah Maimoen ada yg jadi pengurus NU, ada juga yg tidak. Aku bagian ngajar (mulang ngaji) saja. Masa jadi pengurus NU semua?
•Seseorang tidak dibebani, dilimpahi dosa yg dilakukan orang lain. Meskipun hubungan orang tua-anak, maupun anak-orang tua.
•Misalnya saja, orang tua kita kafir (Na'udzu billahi min dzalik), kelak di akhirat ya tetap di neraka. Tidak kok disyafaati karena anaknya beragama Islam. Begitupun juga sebaliknya, orang tua yg muslim tidak bisa memberi syafaat (pertolongan) bagi anaknya yg kafir.
•Kalau ahli maksiat, banyak dosanya tapi masih iman islam, itu masih ada kemungkinan bisa disyafa'ati dan memberi syafa'at.
•Kitab wajib beriman, husnudzon, wajib yakin kalau orang tua Nabi Muhammad Saw dan leluhurnya itu diselamatkan dari siksaan Allah.
•Kenapa demikian? Karena pada jaman dahulu para leluhur Nabi tidak ikut menjadi pengusung dan penyembah berhala. Tidak ikut menyembah berhala. Karena kekuasaan pada saat itu dipegang oleh Bani Khuza'ah.
•Ketika Ka'bah akan diserang, dihancurkan; kakek Nabi Muhammad yaitu Sayyid Abdul Muthalib berdo'a memohon perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT. Bukan memohon, menyembah kepada berhala-berhala.
•Ketika kita ditakdirkan Allah menjadi orang baik, dipermudah dalam melakukan ketaatan jangan terus merasa gagah, terlena, lalai karena kenikmatan² itu.
•Kita harus punya rasa khawatir, takut, jangan² amal ibadah kita hanya diganjar Allah dg kenikmatan, dan kemudahan di dunia saja. Jangan² nanti di akhirat gak dapat apa².
•Harapan dimasukkan surga itu bukan karena kenikmatan surganya saja.Yg menjadi tujuan utama masuk surga adalah bisa berdekatan dg Nabi Muhammad Saw, dan bisa sowan melihat Allah SWT.
•Jadi tujuannya bukan hanya bidadari saja. Meskipun di dalam surga ya diciptakan bidadari dan kenikmatan lainnya.
• Ya selang-seling. Juga tidak terus²an sowan Nabi, dan memandang Allah. Gak bakalan kuat.
• Di surga itu dibuatkan semacam rumah. Jadi ya kadang sowan Nabi, memandang Allah, setelah itu ya kembali lagi ke rumah. Kumpul bidadari. Begitu seterusnya. Selang-seling.
•Penyakit kita, kalau kita melakukan kejelekan (dosa) biasanya kita semangat mengajak orang lain untuk melakukan kejelekan (dosa) yg sama.
•Tapi ketika dalam kebaikan, melakukan kebaikan, kita tidak ada semangat untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan juga. Belum apa² sudah takut kalau ajakannya ditolak. Takut kalau dimarahi.
•Siapa saja yg menyembah selain Allah pasti akan celaka. Tidak ada yg bisa memberi pertolongan, terlebih lagi kelak di akhirat.
•Orang yg menyembah selain Allah, meskipun di dunianya banyak yg memuja-muja, dimuliakan orang lain, tapi pasti dia merasakan hampa. Hatinya tidak tenang (kemrungsung).
•Sikap kita kepada orang tua jangan merasa gagah. Kepada orang tua harus tawadhu'. Tapi ya jangan terlalu takut.
•Kepada orang tua itu yg akrab. Akrab tapi senantiasa menjaga adab. Punya rasa sungkan. Tawadhu'.
•Kita sangat dianjurkan untuk nyambung seduluran (silaturrahim). Dan juga berbuat baik kepada saudara kita.
•Nyambung seduluran itu yg diutamakan adalah dg memberikan sesuatu. Gak harus berupa uang. Apa saja yg dimiliki. Sesuai kemampuan.
•Kalau gak memberi sesuatu ya minimal berkunjung, mengucapkan salam, ngobrol secukupnya, coro jowone sing grapyak karo sedulur.
•Berkunjung ke saudara dekat itu ya jarang-jarang saja. Gak usah terlalu sering.
•Kita juga dianjurkan berbuat baik untuk ibnu sabil.
•Termasuk ibnu sabil yg kehabisan bekal ya santri pondok yg telat kirimannya. Kita harus berbuat baik kepada mereka. Bukan hanya berbuat baik untuk saudara saja.
•Termasuk perbuatan yg menyia-nyiakan waktu adalah begadang nonton bola.
•Kalau begadang nonton bola saja sanggup, pas giliran sholat tahajjud gak sanggup. Ogah-ogahan.
•Apalagi kalau habis begadang sampai meninggalkan kewajiban. Kewajiban sholat, cari nafkah dan juga mengajar.
•Senang ya senang. Tapi biasa saja. Gak usah berlebihan. Sampai berani meninggalkan kewajiban. Wallahu A'lam bis Showab.
::
Termasuk akhlak yg dibiasakan KH. M. Najih MZ, setiap kali selesai memberi penjelasan (tafsir) tiap ayat, beliau selalu memungkasi penjelasan dg dawuhan WALLAHU A'LAM BISSHOWAB.
_____
•Sarang, Ahad 23 Syawwal 1443 H/ 22 Mei 2022 M.

Komentar
Posting Komentar